Teh lokal Suroloyo merupakan panenan sendiri. Pengolahannya menggunakan bahan bakar kayu secara sangan (tanpa minyak goreng) sehingga ada bau sangitnya.
Rasa teh sangit ini ada kecut-kecutnya assikkk.
Pohon teh di sini berawal setelah jatuhnya harga cengkeh karena adanya BPPC di era orba. Warga kemudian menebangi pohon cengkeh yang sebelumnya menjadi soko guru perekonomian mereka karena harganya ibarat emas.
Era penanaman masal pohon teh karena iming-iming yang menarik oleh sebuah perusahaan namun kemudian tidak sesuai kenyataan. Warga kemudian menyisakan pohon tersebut untuk konsumsi keluarga.
Monggo yang berkenan, bisa pesan, tar saya tembungkan ke warga.