Film-film Ritual Ringin Gendong

Tlatah Bocah menyelenggarakan Merti Jiwo 2023 di dusun Keceme, kalurahan Gerbosari, Kapanewon Samigaluh, kab. Kulonprogo, provinsi D.i. Yogyakarta. Dusun ini mempunyai puncak-puncak bukit Suroloyo, Sariloyo, Tegal Kepanasan yang populer untuk peziarah Jawa. Semuanya masuk dalam perbukitan Menoreh.
Acara dimulai hari Sabtu, 28 Januari 2023 jam 16.00 WIB yang beragendakan:
– Kulo Nuwun pada 3 tokoh masyarakat (perwakilan warga) dusun Keceme,
– Slametan Tlatah Bocah,
– Pentas Seni Dayak Grasak yang disajikan anak-anak Sanggar Bangun Budaya dari lereng Merapi,
– Bincang-bincang tentang Tlatah Bocah dan jejaringnya.
Minggu Pagi (29 Januari 2023) mruput sebagian peserta naik ke puncak Suroloyo untuk menunggu sanres dan menikmati seputaran perbukitan Menoreh.
Pada pukul jam 09.00 agenda Minggu dilanjutkan dengan Slametan lagi. Kali ini untuk ritual Ringin Gendong. Ubo rampe slametan dan persiapannya oleh pak Kadus Eko Purnomo dan sedulur-sedulur dusun Keceme. Sedangkan slametannya sendiri dipimpin oleh mbah kaum setempat.
Ritual Ringin Gendong disajikan mas Fj Kunting, mbak Ima Achyar, bro Untung Pribadi, dab Yoko Masturrait, lik Wiwied Babaksalu kang Combor Gimbal dan teman-temannya di komunitas Cagar Urip, kawan-kawan Gowok Pos Tangguh, serta yang lain.
Pembawa sesaji adalah Lina, putri pak kadus Eko. sis Cristina Duque selaku penari dan pembawa bunga tabur. Asisten penanaman dilaksanakan oleh teman-teman dusun Keceme.
Ringin Gendong merupakan sebuah proyek 1 anak 2 beringin, yakni mengajak keluarga-keluarga menanam pohon beringin saat kelahiran anak untuk kepedulian pada konservasi. Hal ini sudah dilakukannya sejak tahun 2018 di Semarang, Makassar, Sumber, Tutupngisor, Yogyakarta, Kediri, dll.
Selama perjalanan menuju lokasi penanaman, kawan-kawan Gowok Pos Tangguh mengiringinya dengan alat musik bende. Irama yang dimainkan dari musik campur baur, suatu kesenian di dusunnya, dusun Gowokpos. Campur baur adalah kesenian tradisi yang sudah cukup lama populer di kabupaten Magelang.
Kesenian ini biasanya dimainkan kolosal oleh puluhan pemain. Mereka mengenakan tokoh wayang orang, kuda kepang, barongan. Beberapa diantaranya juga memerankan binatang seperti: manuk beri, pitik walik, celeng, banteng, harimau, dll.
Warga memilih Joho sebagai awal penanaman. tempat ini karena dulunya ada mata air namun kemudian surut setelah pohon besar yang ada mati.
Mas Fj Kunting dan mbak Ima Achyar menanam sepasang pohon Ringin Walik (Ficus kurzii). Eyang kakungnya Lina menamai kedua pohon tersebut sebagai Ki Jogo Joho dan Nyi Jogo Joho sebagai penjaga air di kawasan tersebut. Tentunya di kemudian hari akan ada perawatan khusus.
Dua pohon ini merupakan bagian dari 1000 pohon beringin sumbangan pak Bima Sudigdo Surabaya ke teman-teman Cagar Urip di Menoreh.
Penanaman berlanjut di Sendang Kadewatan. Sebuah mata air yang debitnya tidak pernah surut. Setiap awal tahun baru Jawa (1 Suro) tempat ini banyak dikunjungi peziarah.
Total pohon yang disiapkan untuk Merti Jiwo berjumlah 14 pohon. Hal ini sesuai angka Festival Tlatah Bocah mendatang yang ke-14 juga. Sisa pohon yang belum sempat tertanam akan dilanjutkan Cagar Urip. Komunitas ini punya kebiasaan menanam di dusun-dusun seputaran Menoreh seminggu sekali.
Sementara kawan-kawan melakukan penanaman di sekitar Sendang Kadewatan. mas Untung Pribadi mbak Cristina Duque, dan Yoko Masturrait olah rasa di pancuran yang ada di bawah mata air. Biasanya Sunan Toro langsung meleburkan diri bersama, entah kali ini kenapa hanya mota-moto dari kejauhan.
Mereka bergabung dalam kelompok pak Sitras Anjilin dari padepokan seni Tjipta Boedaja TutupNgisor Merapi, kang Ismanto Makhluk Merapi Gadhung Melati dkk yang setiap Sabtu mengeksplorasi gerak.