Mestakung Mestakung

Menjawab pertanyaan salah satu warga Sawangan yang hadir dalam rapat tentang siapa saja yang mengisi Festival Tlatah Bocah selama ini, Gunawan Julianto juga memaparkan hal unik yang terjadi.

Tahun 2009 di sela-sela persiapan festival yang ketiga ada perbincangan dengan Bejo Gowok Pos Tangguh tentang ide mengundang kelompok seni dusun Telogolele menjadi salah satu pengisi.

Alasannya, dusun tersebut cuma terpisah sungai kecil dengan tuan rumah namun sudah berbeda kabupaten. Sesial-sialnya tidak ada transportasi, mereka bisa jalan kaki 5 menit sampai arena. Jadi di poster bisa disebutkan bahwa festival dimeriahkan oleh dua kabupaten. Hal tersebut ditindaklanjuti oleh bapaknya Chandra R tersebut dengan menghubungi mereka.

Apa yang terjadi? Tak disangka tak dinyana di hari-hari itu ada kelompok seni dari kabupaten Purwodadi yang kontak kami ingin terlibat. Ada juga dari kota Salatiga yang menghubungi kami. Akhirnya dalam festival tersebut dimeriahkan oleh 4 kabupaten.

Tahun berikutnya, tanpa undangan khusus, ada tambahan lintas provinsi, bahkan lintas pulau karena peserta yang tampil satu tim 25 orang dari provinsi Sumatera Barat.

Kejadian berulang terjadi pada tahun 2012. Saat persiapan, secara berseloroh berharap ada peserta dari luar negeri. Eh kok dilalah tidak lama kemudian ada sekolahan dari Australia yang menghubungi kami untuk mengisi acara juga. Beranjak dari sini setiap tahun ada saja peserta asing yang turut dalam perayaan festival anak-anak..

Belum lagi cerita kawan yang mempunyai kemampuan lebih, setiap gelaran festival, dihadiri pula oleh mereka-mereka yang susah dijelaskan oleh sains. Mereka ikut menari-nari, menonton dengan tertib, tidak mengganggu. Pokoknya larut dalam kegembiraan deh.

Semesta mendukung…