Menuju Festival Mandiri Berkelanjutan, sebuah Utopia? (3 / 7)

UNDER CONSTRUCTION, masih ditata kata per kata

Komunitas Lima Gunung adalah komunitas seniman gunung yang cukup solid. Disebut demikian karena para anggotanya kebanyakan tingal di lereng gunung Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh dimana merupakan bagian dari wilayah kabupaten Magelang. Mayoritas dari mereka adalah petani. Semenjak tahun 2002 mereka menyelenggarakan festival tahunan yang bernama Festival Lima Gunung. Lokasi pertunjukan berpindah-pindah diantara para anggotanya tersebut. Tahun ini adalah tahun ke XIII dimana tuan rumah adalah Padepokan Seni Tjipta Boedaja.

Penggagas awal komunitas ini adalah Sutanto dari Studio Mendut, seniman senior yang mumpuni berkelas internasional. Tanto Mendut, demikian panggilan akrabnya. Pemikiran dan ucapan beliau seringkali mengkritisi berbagai aspek kehidupan, terutama terhadap kalangan politisi maupun birokrat.

PAda pelaksanana

Meskipun kebanyakan anggota Komunitas Lima Gunung adalah petani namun mereka menyelenggarakan festival secara mandiri tanpa perlu dukungan pihak luar. Bahkan pada awal April 2019 lalu dilaksanakan SUMPAH TANAH untuk menyepakati maksud kemandirian tersebut:

Berikut poin-poin yang disarikan dari sumpah tersebut, diambil dari akun Agung Sih Prasetyo di laman FB yang merupakan salah satu aktivitsnya.

  1. Tanpa sponsor dari pemerintah/ perusahaan/ perorangan,
  2. Promosi dan publikasi lewat sosial media, tanpa sampah plastik dan sampah visual. Instalasi dan dekorasi menggunakan bahan alami lokasi setempat,
  3. Panitia penyelenggara menyediakan akomodasi sesuai dengan kemampuan masing-masing,
  4. Diperbolehkan menjual cinderamata terkait Festival Lima Gunung, tanpa terkait perusahaan, parpol, ormas,
  5. Panitia penyelenggara berhak mengelola penjualan kuliner dan parkir, tanpa melibatkan investor luar,
  6. Penentuan tempat penyelenggaraan Festival Lima Gunung diputuskan berdasarkan wangsit dan keputusan rapat Komunitas Lima Gunung.

Bagi penulis, Komunitas Lima Gunung ini merupakan salah satu referensi hidup yang memperkaya khasanah dalam mengelola Tlatah Bocah.

tlabo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *