Pemilu Pasar Bubrah

Jejak dijital bak buah simalakama. Sering kejam tapi terkadang manis. Kebetulan kami dapat manis-manisnya.
Konon, ada cerita-cerita horor tentang akan adanya pilpres 2009. Seperti halnya hari ini pas palentinan.
Saat itu kami berlima, yakni Gunawan, Catax, Combor, Rossy, dan Desi memilih ke Pasar Bubrah dengan membawa kartu suara. Ekspedisi ini bernama Merti Jiwo (membersihkan jiwa). Koyo yak-yak’o pokokmen.
Perjalanan diawali dari New Selo dengan ritual bersama Gambir, Purnomo, Bahar, dan siapa yang lain lupa.
Tengah malam dari New Selo menuju Pasar Bubrah kami berjumpa orang-orang lain yang mempunyai haul beda-beda.

Saat perjalanan sampai sekitar Gunung Gajahmungkur di ufuk mulai ada cahaya. Mulai saat itu kami mewawancarai dengan hendikem sepintas orang yang ditemui. Banyak ragam jawabannya. Sayangnya dokumentasi yang ada saat itu kani simpan di CD saat ini rusak, tidak bisa dibuka lagi.

Tahun berikutnya Merti Jiwo melibatkan 70 an orang berlangsung di Bokong Semar, kaki Merapi tepatnya di hulu sungai Krasak sebagai pembuka Festival Tlatah Bocah ke IV. Saat tu dilaksanakan 12-13 Juni 2010, sebelum erupsi Merapi, melibatkan 70 an orang.
Kisah tentang ini nampaknya asik kalau dilanjutkan ya.